Gambar Sampul IPA · Bab 9 Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff
IPA · Bab 9 Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff
DewiGanawati

24/08/2021 13:36:32

SMP 9 KTSP

Lihat Katalog Lainnya
Halaman

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

171

Untuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini.

P

eta

K

onsep

V

I=

R

Hambatan

Konduktivitas

Hambatan,

Konduktor,

Semikonduktor, dan

Isolator

Hukum

Ohm

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

Hukum I

Kirchhoff

Rangkaian

Hambatan

Penerapan Hukum Ohm

dan Hukum I Kirchhoff

1. Hambatan Seri

2. Hambatan Paralel

mempelajari

dirumuskan

dirumuskan

membahas

dibedakan

U

"

R=

A

1

ı

Ǐ

=

Setelah kalian memahami peta konsep di atas, perhatikan kata-kata kunci berikut

yang merupakan kunci dan cara memahami materi ini.

Hukum Ohm

Konduktivitas

Hukum I Kirchhoff

Rangkaian listrik

Pada suatu malam Ani belajar fisika, tiba-tiba ia melihat nyala lampu pijar di

depannya meredup. Sambil berpikir Ani berjalan ke ruang tamu lalu menyalakan

lampu neon. Ternyata lampu neon itu tidak mau menyala. Dengan banyak

pertanyaan di dalam pikiran Ani, ia mendekati magic jar, lampu magic jar pun tidak

menyala terang seperti biasanya.

Dari bacaan tersebut, coba renungkan pertanyaan ini!

1. Apa yang menyebabkan lampu neon, lampu pijar, dan lampu pada magic jar

dapat menyala?

2. Mengapa lampu pijar dapat meredup?

Pertanyaan-pertanyaan di atas berkaitan dengan hukum Ohm dan hukum I

Kirchhoff. Untuk menjawabnya perhatikan uraian materi berikut.

Bab

9

Hukum Ohm

dan Hukum I Kirchhoff

K

ata

K

unci

IPA Terpadu IX

172

A. Hukum Ohm

A. Tujuan

Menentukan hubungan antara kuat arus terhadap beda potensial.

B. Alat dan Bahan

1. 4 buah baterai

2. 5 jenis hambatan/resistansi (5 ohm, 10 ohm, 15 ohm, 20

ohm, dan 25 ohm)

3. Kabel secukupnya

4. Amperemeter

C. Cara Kerja

1. Ambil satu baterai dan hambatan 5 ohm rangkailah seperti

pada gambar berikut.

2. Baca dan catatlah jarum penunjuk pada amperemeter.

3. Ambil satu baterai lagi dan susunlah secara seri, baca, dan

catatlah jarum penunjuk amperemeter.

4. Ambil satu lagi baterai dan susun tiga baterai secara seri,

dan amati berapa angka yang ditunjukkan oleh amperemeter.

5. Dengan cara yang sama susunlah 4 baterai secara seri, dan

amati berapa angka yang ditunjuk oleh amperemeter.

Kegiatan 9.1

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

173

6. Dengan cara yang sama, gantilah nilai R yang berbeda dalam

rangkaian tersebut, dan amati penunjukan amperemeter

untuk tiap-tiap hambatan yang berbeda.

7. Catatlah hasil pengukuran kalian.

8. Bagaimana hubungan antara besarnya beda potensial dan

kuat arus untuk hambatan yang tetap? Buat grafik dari dua

besaran tersebut.

9. Bagaimana hubungan antara kuat arus dan hambatan? Buat

grafik dari dua besaran tersebut.

10. Bagaimana hubungan antara beda potensial dan hambatan?

Buat grafik dari dua besaran tersebut.

D. Hasil pengamatan

Buatlah suatu kesimpulan yang disertai alasan untuk mencari

hubungan antara kuat arus, beda potensial, dan hambatan.

Kunci pokok dalam Kegiatan 9.1 adalah mencari

hubungan antara kuat arus, beda potensial dan

hambatan. Hambatan atau disebut juga tahanan atau

resistansi adalah sesuatu yang sering dibicarakan

dalam bidang fisika elektronika. Apa sebenarnya

fungsi dari hambatan tersebut? Dari data pengamatan

kalian menunjukkan ada hubungan yang menarik

antara kuat arus dan hambatan. Jika nilai hambatan

diperbesar maka kuat arus akan menurun untuk beda

potensial yang tetap, sehingga bisa ditulis,

1

I

R

f

Persaman di atas menunjukkan bahwa hambatan

berbanding terbalik dengan kuat arus. Dari Tabel

9.1 ditunjukkan bahwa jika nilai hambatan konstan

maka hubungan antara kuat arus dan beda potesial

adalah berbanding lurus, dengan kata lain semakin

besar beda potensial makin besar kuat arusnya, lihat

Gambar 9.1. Secara matematika dapat ditulis,

IV

f

IPA Terpadu IX

174

Penggabungan ke dua persamaan dapat ditulis,

V

I=

R

,

V = I R

Persamaan di atas disebut hukum Ohm, dengan

R

adalah hambatan yang dinyatakan dalam satuan

ohm ditulis dalam simbol

:

(omega). Berdasarkan

hukum Ohm, 1 ohm didefinisikan sebagai hambatan

yang digunakan dalam suatu rangkaian yang dilewati

kuat arus sebesar 1 ampere dengan beda potensial

1 volt. Oleh karena itu, kita dapat mendefinisikan

pengertian hambatan yaitu perbandingan antara

beda potensial dan kuat arus.

Lakukan secara kelompok!

A. Tujuan

Mengetahui pengaruh hambatan terhadap suatu rangkaian.

B. Alat dan Bahan

1. 1 basicmeter (yang berfungsi sebagai amperemeter)

2. 1 catu daya

3. 1 AVOmeter

4. 1 lampu pijar

V

(volt)

I

(ampere)

R

Gambar 9.1

Grafik V terhadap I

Kegiatan 9.2

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

175

5. 3 jenis hambatan :

R

1

= 220

:

;

R

2

= 330

:

;

R

3

= 470

:

6. Papan rangkaian

7. Sakelar

8. Kabel

C. Cara Kerja

1. Lakukan 3 kali untuk setiap pengukuran dan ambil harga

rata-ratanya.

2. Ukurlah tiga hambatan

R

1

,

R

2

, dan

R

3

menggunakan

AVOmeter. Buatlah tabel untuk mencatat hasil pengukuran.

3. Rangkailah resistor

R

1

, sakelar, lampu pijar, dan Basicmeter

yang berfungsi sebagai amperemeter. Sakelar, S, dalam

keadaan terbuka, lihat gambar di bawah ini.

4. Hubungkan rangkaian itu dengan catu daya.

5. Aturlah batas ukur amperemeter sebesar 50 mA.

6. Catu daya pilih pada kedudukan 6 V.

7. Tutuplah sakelar. Baca penunjuk jarum amperemeter,

A.Catatlah hasilnya dan amati nyala lampu.

8. Ganti nilai hambatan 330

:

dan 470

:

, baca dan catat

penunjuk jarum amperemeter.

9. Berdasarkan data yang kalian peroleh gambarlah grafik

hubungan antara

R

dan

I

.

10. Berdasarkan grafik hubungan antara

R

dan

I

yang kalian

buat, apa komentar kalian mengenai hubungan antara arus

listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian dan hambatan.

11. Bagaimanakah hubungan antara nyala lampu dan besar

kecilnya nilai hambatan?

12. Bagaimanakah hubungan antara nyala lampu dan kuat arus?

A

X

R

Lampu

V

s

S

IPA Terpadu IX

176

D. Hasil Pengamatan

Buatlah suatu kesimpulan yang mengaitkan dengan persamaan

V

I=

R

! Apakah persamaan

V

I=

R

sesuai dengan hasil percobaan

yang kalian lakukan.

Ampere

Definisi satu ampere adalah satu coulomb

muatan yang bergerak melalui sebuah titik dalam

satu sekon.

Arus listrik dapat terjadi apabila di dalam sebuah

rangkaian terdapat beda potensial. Hubungan antara

kuat arus listrik dan beda potensial listrik secara

grafik dapat dilihat pada Gambar 9.1. Hubungan linier

antara kuat arus dan beda potensial menunjukkan

makin besar beda potensial makin besar kuat

arusnya. Hubungan kesebandingan antara beda

potensial dan kuat arus perlu adanya faktor

pembanding yang disebut hambatan.

Contoh soal 9.1:

Pada sebuah percobaan hukum Ohm, diperoleh grafik

seperti pada gambar di bawah ini!

Dari grafik tersebut, tentukan besar hambatan

yang digunakan!

9

6

3

0

0,2

0,4

0,6

V

(volt)

I

(ampere)

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

177

Penyelesaian:

Berdasarkan hukum Ohm

V

I=

R

,

Ʃ

V

R=

Ʃ

I

:

R

9V- 0

==15

0,6 A -0

2. Perhatikan tabel di bawah ini!

(Volt) (Ampere)

(Ohm)

3

0,2

.......................

6

0,4

........................

9

0,6

........................

12

0,8

........................

Berdasarkan tabel di atas, berapa besar hambatan

yang digunakan untuk percobaan!

Penyelesaian:

1.

R

1

=

V

I

=

3volt

0,2 A

= 15 ohm

2.

R

2

=

V

I

=

6volt

0,4 A

= 15 ohm

3.

R

3

=

V

I

=

9volt

0,6 A

= 15 ohm

4.

R

4

=

V

I

=

12volt

0,8 A

= 15 ohm

IPA Terpadu IX

178

B. Hambatan, Konduktor, Semikonduktor,

dan Isolator

A. Tujuan

Mencari hubungan jenis bahan terhadap nilai hambatan.

B. Alat dan Bahan

1. Kawat baja dengan diameter 0,35 mm dan panjang 1 m, 2 m,

dan 3 m

2. Kawat nikrom dengan diameter 0,35 mm dan 0,25 mm dan

panjang 1 m, 2 m, dan 3 m

3. Dua buah penjepit buaya

4. 1 multimeter

C. Cara kerja

1. Ambillah kawat baja dengan panjang 1 m dan diameter

0,35 mm.

2. Ukurlah hambatan kawat tersebut dengan cara ujung-ujung

kawat dihubungkan dengan multimeter seperti gambar di

bawah ini. Catatlah hasil penunjukan pada multimeter.

3. Ulangi untuk kawat baja yang panjangnya 2 meter kemudian

3 meter. Catat pula nilai hambatan yang ditunjukkan oleh

multimeter.

4. Catat hasil pengukuran kalian tersebut.

Kegiatan 9.3

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

179

D. Hasil Pengamatan

Buatlah kesimpulan disertai suatu alasan mengenai hubungan

antara panjang kawat dengan nilai hambatan.

Kawat Nikrom

Analogi dengan A lakukan hal yang sama dengan mengganti

kawat baja dengan kawat nikrom! Catat hasil pengukuran kalian.

1. Bandingkan data pengukuran pertama dengan yang kedua.

Apa komentar kalian?

2. Bagaimana nilai hambatan keduanya?

3. Adakah kesamaan nilai hambatan kedua jenis kawat tersebut?

4. Kawat manakah yang memiliki nilai hambatan lebih besar?

5. Lakukan hal yang sama untuk diameter kawat 0,25 mm.

6. Bandingkan antara data pengukuran sebelumnya!

7. Bagaimana pengaruh diameter kawat terhadap nilai

hambatannya?

8. Bagaimana perbedaan nilai hambatan kedua kawat?

9. Apabila nilai hambatannya berbeda, manakah yang memiliki

nilai hambatan terbesar?

10. Bagaimana hubungan antara panjang kawat dengan nilai

hambatan?

11. Apakah kesimpulan kalian tentang hubungan antara luas

penampang dengan nilai hambatan?

Dari kegiatan kawat baja dan kawat nikrom,

buatlah suatu kesimpulan yang menyeluruh

mengenai hubungan antara hambatan kawat, jenis

kawat, panjang kawat dan diameter kawat. Buatlah

suatu persamaan yang menghubungkan keempat

variabel tersebut sebagai suatu kesimpulan!

IPA Terpadu IX

180

A. Tujuan

Membedakan bahan yang bersifat konduktor dan isolator.

B. Alat dan Bahan

1.Tembaga 4.Timbal

7.Kertas

2. Seng

5. Kayu

8. tiga buah baterai

3. Besi

6. Plastik

9. Lampu pijar

C. Cara Kerja

1. Susunlah dua buah

baterai dan lampu pijar

seperti gambar di

samping.

2. Agar menjadi rangkaian

tertutup hubungkan titik

A dan titik B menggu-

nakan salah satu bahan di

atas, misalnya tembaga.

3. Amati keadaan lampu

dan catatlah hasil pengamatan kalian.

4. Lepaskan tembaga dan gantilah dengan seng. Amatilah

dan catat keadaannya.

5. Lanjutkan kegiatan ini dengan mengganti seng dengan

besi, timbal, kayu, plastik, dan kertas. Amati keadaan

lampunya dan catat hasil pengamatan kalian.

6. Catat data dari hasil pengamatan kalian dalam tabel.

Catatan:

pada kolom isolator atau konduktor cukup kalian beri

tanda (

—

) bila sesuai.

Kegiatan 9.4

A

B

+–

No. Nama Bahan Baterai (Menyala/tidak) Isolator Konduktor

1.

Tembaga

......

................... ........... ...........

2.

Seng

......

................... ........... ...........

3.

Besi

......

................... ........... ...........

4.

Timbal

......

................... ........... ...........

5.

Kayu

......

................... ........... ...........

6.

Plastik

......

................... ........... ...........

7.

Kertas

......

................... ........... ...........

Tabel 9.1 Data Pengamatan

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

181

No. Nama Bahan Jumlah Keadaan Lampu Isolator Konduktor

Baterai (Menyala/Tidak)

1.

Tembaga

.............. .......................... ............ .................

2.

Seng

.............. .......................... ............ .................

3.

Besi

.............. .......................... ............ .................

4.

Timbal

.............. .......................... ............ .................

5.

Kayu

.............. .......................... ............ .................

6.

Plastik

.............. .......................... ............ .................

7.

Kertas

.............. .......................... ............ .................

Tabel 9.2 Data Pengamatan

7. Ulangi kegiatan tersebut dengan langkah-langkah yang sama

untuk tiga baterai.

8. Tuliskan hasil pengamatan dalam Tabel 9.2.

Hambatan

Aliran listrik di dalam sebuah penghantar ternyata

tidak sama besarnya, hal ini ditunjukkan oleh nyala

lampu pijar maupun angka yang ditunjukkan oleh

amperemeter. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh

penghantar yang selalu memiliki hambatan. Hambatan

dari suatu penghantar mempengaruhi besar kecilnya

arus listrik yang melewatinya. Berdasarkan Kegiatan

9.3, besar hambatan suatu bahan atau penghantar

nilainya berbeda-beda tergantung pada hambatan

jenis,

U

, panjang, ,dan luas penampang,

A

.

Sebuah alat yang dapat digunakan secara langsung

untuk mengukur besar kecilnya nilai hambatan sebuah

penghantar disebut ohmmeter. Sedang multimeter

adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur

kuat arus, beda potensial, dan hambatan pada suatu

penghantar atau rangkaian listrik. Apabila multimeter

akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau

digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus

diputar sehingga menunjuk ke arah yang bertanda

R

.

Penghantar yang hendak diukur hambatannya

dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu.

Jarum akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu

sehingga besar hambatan dapat dibaca pada skala

yang bertandakan OHM atau

:

.

"

IPA Terpadu IX

182

Hambatan suatu penghantar juga dapat diukur

secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur

besar arus yang lewat pada penghantar dan mengukur

beda potensial ujung-ujung penghantar itu. Oleh

karena itu, kita menggunakan dua alat yang berfungsi

sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi

sebagai voltmeter. Cara menyusun alat tersebut adalah

sebagaimana terdapat pada Gambar 9.2. Pada Gambar

9.2 adalah sebuah rangkaian untuk mengukur besar

hambatan dari lampu pijar.

Dengan menggunakan rangkaian pada Gambar

9.3, maka besar arus listrik yang mengalir melalui

lampu pijar dan beda potensial antara ujung-ujung

lampu pijar dapat diketahui sehingga besarnya

hambatan dari lampu tersebut dapat dihitung.

Satuan hambatan dapat diturunkan sesuai

persamaan berikut, yaitu:

V

RR

I

satuan

volt

satuan =

, satuan =

=ohm

satuan

ampere

Kata ohm sering ditulis

:

(omega) yang berasal

dari huruf Yunani. Ohm atau

:

merupakan satuan

sistem internasional untuk hambatan listrik. Selain

menggunakan satuan

:

, hambatan sering dinyatakan

dalam satuan k

:

(kiloohm) dengan 1 k

:

= 1000

:

dan M

:

(megaohm) di mana 1M

:

= 10

6

:

.

Gambar 9.2

Rangkaian untuk mengukur hambatan sebuah

lampu pijar

A

V

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

183

Air

Air Raksa

Air Suling

Alkohol

Aluminium

Asam Sulfat

Bakelit

Besi

Ebonit

Emas

Kaca

Karbon

Hambatan Jenis

(

:

m)

10

14

– 10

19

0,50

0,43

10

19

10

20

10

20

0,016

10

18

– 10

20

0,017

0,21

0,056

-

Karet

Konstantan

Mangan

Mika

Minyak tanah

Parafin

Perak

Porselin

Te m b a g a

Timbal

Wolfram

-

Hambatan Jenis

(

:

m)

10

8

0,958

10

9

– 10

11

5 × 10

10

0,029

25 × 10

3

10

11

– 10

16

0,086

10

19

– 10

22

0,023

10

17

– 10

20

60

Bahan Zat

Bahan Zat

RRR

Gambar 9.3

Berbagai simbol hambatan

Hambatan sering digambarkan seperti pada

Gambar 9.3.

Dari hasil Kegiatan 9.4, hubungan antara

hambatan, jenis bahan, panjang, luas penampang

dan suhu dari suatu penghantar dapat dirumuskan

secara matematika,

R

=

A

"

U

dan

R

=

R

0

(1 +

D



T

) atau

U

=

U

0

(1 +

D

'

T

)

Dengan

"

adalah panjang penghantar dengan

satuan meter,

A

adalah luas penampang penghantar

dengan satuan m

2

, dan

U

(dibaca "Rho") adalah

hambatan jenis yang dinyatakan dalam ohmmeter

(

:

m). Dari penyelidikan dan percobaan telah

diperoleh nilai hambatan jenis dari berbagai bahan

seperti terlihat pada Tabel 9.3!

Tabel 9.3 Hambatan Jenis Suatu Bahan

IPA Terpadu IX

184

Tugas 9.1

Pertanyaan berhipotesis:

Dari Tabel 9.3, tunjukkan bahan apa yang mempunyai:

1. Nilai hambatan jenis paling besar dan paling kecil?

2. Jelaskan mengapa bahan tersebut mempunyai nilai hambatan jenis

besar dan bahan yang lain mempunyai nilai hambatan jenis kecil?

Persamaan 9.5, menunjukkan bahwa hambatan

tergantung pada suhu dari penghantar, semakin

besar suhu, semakin besar nilai hambatannya.

R

o

adalah hambatan awal atau hambatan mula-mula,

R

adalah hambatan akhir dikarenakan faktor suhu,

'

T

= T

1

– T

2

adalah perubahan suhu dinyatakan dalam

derajat Celsius (°C) dengan

T

1

adalah suhu awal

penghantar dan

T

2

adalah suhu akhir penghantar,

dan

D

adalah koefisien suhu penghantar dinyatakan

dalam satuan per °C .

Koefisien suhu (

D

dibaca "alpha") untuk beberapa

bahan memiliki harga yang berbeda tergantung dari

jenis bahan masing-masing. Hampir semua

konduktor (termasuk nikrom) memiliki nilai koefisien

suhu positif. Oleh karena itu hambatan sebuah

konduktor akan bertambah jika suhu bahan tersebut

bertambah. Nilai koefisien suhu dari beberapa bahan

konduktor dapat kalian lihat pada Tabel 9.4.

Tabel 9.4 Koefisien Suhu Logam

Bahan

Koefisien Suhu

(

D

), (1/°C)

Aluminium

0,00420

Brass

0,00208

Te m b a g a

0 ,00 4 26

Emas

0,00365

Besi

0,00618

Timah putih

0,00466

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

185

Air raksa

0,00062

Nikrom

0,00044

Nikel

0,00600

Platina

0,00370

Perak

0,00411

Baja lunak

0,00458

Tin

0,00458

Tungsten

0,00490

Seng

0,00400

Pertanyaan berhipotesis:

Dari Tabel 9.4,

1. Tunjukkan bahan apa yang mempunyai nilai

D

paling besar

dan paling kecil!

2. Jelaskan mengapa bahan tersebut mempunyai nilai

D

besar

dan bahan yang lain mempunyai nilai

D

kecil!

Konduktivitas

Sifat dari bahan konduktor adalah tidak adanya

medan listrik di dalam konduktor. Pernyataan ini

benar jika konduktor dalam keadaan keseimbangan

statis. Tujuan dari pembicaraan ini adalah ingin

menggambarkan apa yang terjadi jika muatan

bergerak dalam konduktor.

Muatan yang bergerak dalam sebuah konduktor,

akan menghasilkan arus di bawah pengaruh medan

listrik. Medan listrik ini muncul karena

adanya pergerakan muatan sehingga

situasinya non-elektrostatis. Keadaan ini

sedikit berlawanan dengan situasi untuk

keseimbangan elektrostatis di mana

muatan dalam keadaan diam sehingga

tidak ada medan listrik di dalam.

Tugas 9.2

Info

MEDIA

Selain menggunakan proses

doping, daya hantar listrik

semikonduktor juga dapat

ditingkatkan dengan cara

memainkan suhu, medan

magnet, dan tekanan.

IPA Terpadu IX

186

Muatan listrik yang dapat berpindah

dari suatu tempat ke tempat lain adalah

muatan elektron. Elektron-elektron yang

mudah berpindah disebut

elektron

bebas

. Elektron-elektron bebas dalam

logam merupakan gas elektron yang pada

suhu sangat tinggi 70.000°C bersifat

sebagai gas sempurna. Elektron-elektron

bebas ini bergerak bebas di dalam sebuah

bahan konduktor. Sehingga pada saat

tertentu elektron-elektron ini akan

berbenturan dengan elektron bebas yang

lain. Dengan jumlah elektron bebas yang

besar maka bahan konduktor mudah

mengalirkan muatan listrik. Bahan

konduktor yang baik dan sempurna jika

mempunyai nilai konduktivitas yang besar

yaitu

V

#f

(mendekati tak terhingga

besarnya). Sebaliknya untuk hambatan

atau hambatan jenisnya mempunyai nilai mendekati

nol atau sangat kecil.

Bagaimana untuk isolator? Untuk isolator

konduktivitas, hambatan, hambatan jenis, dan sifat

elektron adalah berharga sebaliknya dengan konduktor.

Konduktor dan isolator adalah suatu bahan yang

mempunyai sifat kebalikan misalnya III untuk bahan

konduktor mempunyai konduktivitas sangat besar

sedang isolator sangat kecil. Konduktor mempunyai

hambatan atau hambatan jenisnya kecil sedang untuk

isolator hambatan atau hambatan jenisnya besar.

Bagaimana untuk material atau bahan semikonduktor?

Semikonduktor adalah suatu bahan atau benda

yang mempunyai sifat sebagai konduktor dan isolator.

Dengan kata lain bahan semikonduktor mempunyai

kemampuan mengalirkan muatan di bawah sifat

konduktor dan di atas sifat isolator. Untuk

mendapatkan sifat konduktor dari bahan semikon-

duktor biasanya dilakukan penambahan jenis atom

lain dengan konsentrasi tertentu atau disebut

pendopingan. Contoh bahan ini adalah germanium,

Ge dan silikon, Si. Bahan semikonduktor dapat

dijumpai dalam penggunaan bahan-bahan

elektronika.

Gambar 9.4

Germanium

berbentuk serbuk dan padat

Sumber:

commons.wikimedia.org

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

187

Tugas 9.3

Pertanyaan berhipotesis:

Dengan melihat ketiga jenis bahan yaitu: konduktor, semikonduktor,

dan isolator,

1. Bagaimanakah bila besar hambatan ketiganya diurutkan dari

paling kecil?

2. Bagaimanakah urutan dari mudah-tidaknya ketiga bahan tersebut

dalam mengalirkan muatan listrik?

3. Jawaban 1 dan 2, kalian bisa menjelaskan bagaimana hubungan

hambatan dengan aliran muatan dalam suatu bahan?

Tabel 9.5 Hubungan antara Bahan Konduktor,

Semikondutor, Isolator, dan Nilai Konduktivitasnya

Material

Konduktivitas

Perak

Te m b a g a

1 0

8

Aluminium

Besi

Raksa

10

7

Karbon

Germanium

10

3

Silikon

Kayu

Gelas

10

-9

Karet

Tabel 9.5 menunjukkan bahwa nilai konduktivitas

untuk bahan isolator dan konduktor mempunyai

rentang yang sangat besar. Misalkan, berapa rentang

nilai antara karet dan perak?

Contoh soal 9.2

1. Sebuah kawat tembaga memiliki luas penampang

2 mm

2

. Jika panjang penghantar 2000 dan

hambatan jenisnya 0,02

:

meter. Berapa nilai

hambatan kawatnya?

IPA Terpadu IX

188

A. Tujuan

Menentukan jumlah kuat arus yang mengalir sebelum dan

sesudah melalui suatu rangkaian listrik.

C. Hukum I Kirchhoff

Kegiatan 9.5

Penyelesaian:

Diketahui :

A

= 2 × 10

–6

m

2

"

= 2000 m

U

= 0,02

:

m

Ditanya

:

R

. . . .?

Jawab

:

R

A

"

U

-6

2

2000 m

R=0,02

ƻ

m

210m

u

u

=2 × 10

7

:

2. Sebuah kawat memiliki hambatan 2 ohm. Apabila

panjang kawat 2 meter dan luas penampang

0,35 mm

2

. Berapa besar hambatan jenis kawat

tersebut?

Penyelesaian:

Diketahui:

R

= 2

:

"

= 2 m

A

= 0,35 × 10

–6

m

2

Ditanya

:

. . . . ?

Jawab :

"

R A

Ǐ

==

-6

2

2ohm×0,35×10 m

2m

= 0,35 × 10

–6

:

m

= 3,5 × 10

-7

:

m

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

189

A

1

L

1

A

2

A

3

L

2

+–

Besar Arus Listrik Penunjukan Jarum Amperemeter (A)

I

1

..................................................

I

2

..................................................

I

3

..................................................

Tabel 9.6 Data Pengamatan

B. Alat dan Bahan

1. 2 buah lampu pijar

2. 2 buah baterai 1,5 volt

3. 4 buah amperemeter

4. Kabel secukupnya

C. Cara Kerja

1. Susunlah/rangkailah seperti pada gambar berikut.

2. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter pada

A

1

.

Catatlah sebagai

I

1

.

3. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter pada

A

2

.

Catatlah sebagai

I

2

.

4. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter

A

3

. Catatlah

sebagai

I

3

.

5. Masukkan data dari hasil pengamatan kalian ke dalam tabel!

6. Berdasarkan Tabel 9.6, bagaimana komentar kalian terhadap

nilai

I

1

,

I

2

, dan

I

3

?

7. Dari Tabel 9.6, apa kesimpulan kalian berkaitan dengan

besarnya arus sebelum dan sesudah melewati lampu yaitu

A

1

dan

A

3

.

8. Dengan cara yang sama susunlah alat yang sudah kalian

sediakan di atas seperti gambar berikut.

IPA Terpadu IX

190

9. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter

A

dan

catatlah sebagai

I

.

10. Amati dan baca penujukan jarum amperemeter pada

A

1

dan

catatlah sebagai

I

1

.

11. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter pada

A

2

dan catatlah sebagai

I

2

.

12. Amati dan baca penunjukan jarum amperemeter pada

A

3

dan catatlah sebagai

I

’.

13. Hitunglah jumlah nilai dari

I

1

dan

I

2

dan catatlah.

14. Bandingkan antara nilai

I

dan jumlah dari

I

1

dan

I

2

!

Bagaimana besar nilai

I

dan jumlah dari

I

1

dan

I

2

?

15. Bandingkan antara jumlah

I

1

dan

I

2

dengan

I

’! Bagaimana

besar

I

’ dengan jumlah

I

1

dan

I

2

?

16. Apabila titik P disebut titik percabangan bagaimana

kesimpulan kalian tentang besar arus yang masuk titik

percabangan dengan besar arus yang keluar dari titik

percabangan (titik Q)?

D. Hasil Pengamatan

Setelah kalian melakukan kegiatan di atas, buatlah kesimpulan

tentang besar arus listrik pada rangkaian tidak bercabang dan

besar arus listrik pada rangkaian bercabang!

1. Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik ada dua macam yaitu

rangkaian

listrik terbuka

dan

rangkaian listrik tertutup

.

Rangkaian listrik terbuka adalah rangkaian listrik yang

memiliki ujung-ujung rangkaian. Contoh rangkaian

terbuka dapat kalian lihat pada Gambar 9.5.

A

A

2

A

3

A

1

+

I

I

Q

I

1

l

1

L

2

U

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

191

Sedangkan rangkaian listrik tertutup adalah

rangkaian listrik yang tidak memiliki ujung-ujung

rangkaian. Di dalam rangkaian listrik tertutup ini arus

listrik dapat mengalir mengikuti jenis suatu rangkaian.

Contoh rangkaian listrik tertutup secara sederhana

dapat dilihat pada Gambar 9.6.

Rangkaian listrik juga dibedakan menjadi dua

macam lagi yaitu

rangkaian tidak bercabang

dan

rangkaian bercabang

. Rangkaian tidak bercabang

disebut

rangkaian seri

. Sedangkan rangkaian

bercabang disebut

rangkaian paralel

.

2. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dirangkai seri. Susunan seri ketiga

hambatan itu kemudian dihubungkan dengan

sumber tegangan, lihat pada Gambar 9.7!

AB

Gambar 9.5

Rangkaian listrik terbuka

Gambar 9.6

Rangkaian listrik tertutup

+–

IPA Terpadu IX

192

Dari Kegiatan 9.5, kalian telah mengetahui bahwa

pada rangkaian seri besarnya arus listrik yang

mengalir di setiap titik besarnya sama. Apabila kuat

arus yang lewat hambatan

R

1

adalah

I

1

, kuat arus

yang lewat hambatan

R

2

adalah

I

2

, dan kuat arus

yang lewat hambatan

R

3

adalah

I

3

. Sedangkan kuat

arus yang keluar dari sumber

I

’, m ak a ber l a k u :

I

1

=

I

2

=

I

3

=

I

Jika beda potensial di titik A dan B adalah

V

1

,

beda potensial di titik B dan C adalah

V

2

dan beda

potensial di titik C dan D adalah

V

3

, maka berlaku,

V

1

z

V

2

z

V

3

Kedua persamaan di atas menunjukkan suatu

persamaan yang berlaku untuk susunan seri. Dengan

mengetahui definisi dari arus listrik adalah muatan

yang bergerak per satuan waktu, sehingga arus

listrik sebanding dengan muatan listrik. Oleh karena

itu dapat ditulis,

Q

1

=

Q

2

=

Q

3

=

Q

Dengan memperhatikan persamaan tersebut,

selama tidak ada penambahan atau pengurangan

muatan dalam suatu rangkaian maka berlaku hukum

kekekalan muatan listrik. Bagaimanakah bunyi hukum

kekekalan muatan listrik?

R

1

R

2

R

3

V

1

V

2

V

3

I

ABC

D

Gambar 9.7

Tiga hambatan disusun seri

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

193

Gambar 9.8

Tiga hambatan disusun

paralel

AB

R

1

R

2

R

3

I

1

I

2

I

3

V

3

–+

I

3. Rangkaian Paralel

Misal tiga buah hambatan yang

masing-masing

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dirangkai secara paralel. Susunan

paralel ketiga hambatan itu kemudian

dihubungkan dengan sumber

tegangan, lihat Gambar 9.8!

Pada rangkaian paralel terdapat

dua titik, yaitu A dan titik B. Titik A

dan titik B disebut titik percabangan.

Kalian telah mengetahui dari hasil

Kegiatan 9.5, bahwa jumlah kuat

arus listrik yang masuk titik

percabangan, titik A, sama besar

dengan jumlah kuat arus listrik yang keluar dari titik

percabangan, titik B. Oleh karena itu,

a. Pada titik percabangan A

I

=

I

1

+

I

2

+

I

3

Dengan

I

adalah jumlah kuat arus yang masuk

ke percabangan.

Berkaitan dengan muatan dan arus listrik, maka

persamaan di atas dapat ditulis bahwa,

Q

=

Q

1

+

Q

2

+

Q

3

b. Pada titik percabangan B

I

1

+

I

2

+

I

3

=

I

’ atau

Q

1

+

Q

2

+

Q

3

=

Q

Dengan

I

’adalah jumlah kuat arus yang keluar

dari percabangan, dan

Q

’ adalah muatan yang keluar

dari percabangan.

c. I = I’

Dari a - b dapat disimpulkan bahwa dalam satuan

waktu yang sama, jumlah kuat arus atau muatan

yang masuk percabangan sama dengan jumlah kuat

arus atau muatan yang keluar dari percabangan.

Pernyataan ini disebut

hukum I Kirchhoff

.

IPA Terpadu IX

194

Selama tidak ada penambahan muatan atau arus

dari luar maka besarnya muatan total dan arus total

adalah tetap, disebut hukum kekekalan muatan

listrik. Satu hal yang penting adalah, bahwa pada

rangkaian paralel beda potensial tiap-tiap cabang

besarnya sama.

V

1

=

V

2

=

V

3

=

V

AB

Contoh soal 9.3:

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

I

1

= 2 A

I

3

= 0,5 A

I

2

= 1 A

I

4

Hitung besar arus

I

4

!

Penyelesaian:

Diketahui :

I

1

=2 A

I

2

=1 A

I

3

=0,5 A

Ditanya

:

I

4

= . . . ?

Jawab

:

Jumlah kuat arus yang masuk = jumlah kuat arus

yang keluar

I

1

+

I

2

=

I

3

+

I

4

(2 + 1) A

= 0,5A +

I

4

(2 + 1 – 0,5) A

=

I

4

I

4

=2,5 A

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

I

1

= 3 A

I

3

= 5 A

I

2

Berapa besarnya

I

2

?

Q

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

195

D. Rangkaian Hambatan

A. Tujuan

Menentukan pengaruh susunan seri suatu hambatan dalam

suatu rangkaian.

B. Alat dan Bahan

1. Multimeter/ohmmeter

2. Dua buah hambatan (resistor) yang berbeda nilainya

3. Kabel

C. Cara Kerja

1. Rangkailah alat-alat tersebut seperti gambar.

R

1

R

2

2. Ukurlah besar hambatan

R

1

seperti pada gambar dan

catatlah hasilnya.

3. Ukurlah hambatan

R

2

seperti pada gambar dan catat pula

hasilnya.

4. Ukurlah hambatan seri

R

1

dan

R

2

seperti pada gambar

dan catatlah hasilnya.

Kegiatan 9.6

Penyelesaian:

Jumlah arus masuk = Jumlah arus keluar

I

1

+

I

2

=

I

3

3 A +

I

2

=5 A

I

2

= (5 – 3) A

=2 A

IPA Terpadu IX

196

A. Tujuan

Menentukan hubungan antara beda potensial yang melalui sumber

E

dan beda potensial dari dua hambatan yang disusun seri.

B. Alat dan Bahan

1. 3 buah baterai

2. Voltmeter DC/multimeter

Kegiatan 9.7

(a)

(b)

(c)

5. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel.

6. Berdasarkan Tabel 9.7, bandingkan nilai-nilai hambatan

menurut tabel dengan hasil pengukuran.

D. Hasil Pengamatan

Berilah suatu kesimpulan dari pengamatan dan data yang kalian

peroleh untuk menjawab pertanyaan bagaimana pengaruh

hambatan jika disusun secara seri!

:

:

:

Tabel 9.7 Hasil Pengukuran

No.

Nilai Hambatan Menurut Nilai Hambatan yang

Label (

:

)D

iukur (

:

)

1.

R

1

= ..........................

R

1

= .......................

2.

R

1

= ..........................

R

1

= .......................

3.

R

1

= ..........................

R

1

= .......................

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

197

3. 2 buah hambatan yang berbeda nilainya

4. Kabel

C. Cara Kerja

1. Rangkailah alat-alat tersebut seperti pada gambar di bawah

ini.

R

1

E

R

2

2. Ukurlah menggunakan voltmeter besar beda potensial,

V

1

pada

R

1

seperti gambar a dan catatlah hasilnya.

3. Ukurlah beda potensial

V

2

pada

R

2

seperti gambar b dan

catat pula hasilnya.

4. Hitunglah jumlah

V

1

dan

V

2

.

5. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel.

6. Berilah komentar untuk membandingkan nilai

E

dengan nilai

V

1

+

V

2

.

D. Hasil Pengamatan

Berilah kesimpulan disertai suatu alasan!

R

1

R

2

a

R

1

R

2

b

V

1

V

2

Tabel 9.8 Hasil Pengukuran

EV

1

(Volt)

V

2

(Volt)

V

1

+

V

2

(Dihitung)

............ .............

..............

........................

IPA Terpadu IX

198

Kegiatan 9.8

A. Tujuan

Mengukur besarnya nilai hambatan saat tersusun secara

paralel.

B. Alat dan Bahan

1. Tiga buah baterai

2. Multimeter

3. Dua buah hambatan yang berbeda nilainya

4. Kabel

C. Cara Kerja

1. Ukurlah hambatan

R

1

seperti gambar a dan catatlah hasilnya.

2. Ukurlah hambatan

R

2

seperti gambar b dan catat pula

hasilnya.

3. Rangkailah dua hambatan

R

1

dan

R

2

seperti pada gambar c.

4. Ukurlah besar hambatan paralelnya dan catatlah hasilnya.

(a)

(b)

(c)

5. Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel!

6. Berdasarkan data pada tabel, bandingkan nilai hambatan

menurut Tabel dengan hasil pengukuran. Bagaimana

komentar kalian?

R

1

R

2

R

1

:

:

R

2

:

:

:

Tabel 9.9 Data Hasil Pengukuran

No.

Nilai Hambatan Menurut Nilai Hambatan yang

Label (

:

)D

iukur (

:

)

1.

R

1

= ..........................

R

1

= .......................

2.

R

1

= ..........................

R

1

= .......................

3.

R

1

+ R

2

= ....................

R

1

= .......................

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

199

7. Berdasarkan komentar kalian pada hasil No.6, apa yang bisa

kalian simpulkan tentang hubungan antara besarnya nilai

hambatan dari masing-masing hambatan dan saat disusun

paralel?

D. Hasil Pengamatan

Buatlah analisis dan kesimpulannya!

A. Tujuan

Menentukan nilai beda potensial dari suatu hambatan secara

paralel.

B. Alat dan Bahan

1. 3 buah baterai

2. Multimeter – voltmeter

3. 2 buah hambatan yang berbeda nilainya

4. Kabel

C. Cara Kerja

1. Hubungkan rangkaian hambatan seperti pada gambar di

bawah ini!

2. Ubahlah multimeter pada DC volt.

3. Ukurlah dengan menggunakan voltmeter besar beda potensial

di antara

R

1

dan catatlah hasilnya.

4. Ukurlah beda potensial

R

2

dan catat hasilnya.

5. Ukurlah beda potensial sumber (baterai) dan catat pula

hasilnya.

Kegiatan 9.9

R

2

R

1

R

2

R

1

:

:

:

IPA Terpadu IX

200

6. Masukkan semua data pengukuran pada tabel.

7. Berdasarkan data pada Tabel 9.10, bagaimana pengaruh nilai

beda potensial yang melalui hambatan dengan beda potensial

sumber?

D. Hasil Pengamatan

Tuliskan suatu kesimpulan yang menghubungkan pengaruh beda

potensial sumber dengan yang melalui hambatan baik secara

paralel maupun masing-masing hambatan!

Tabel 9.10 Data Hasil Pengukuran

V

1

(Volt)

V

2

(Volt)

V

S

(Volt)

...............

....................

....................

Rangkaian hambatan

Kalian sudah mengetahui bahwa ada dua

rangkaian dasar pada suatu hambatan yaitu

rangkaian seri

dan

rangkaian paralel

.

1. Rangkaian Seri

Misal tiga buah hambatan yang masing-masing

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dirangkai seri, lihat Gambar 9.9!

Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan

satu hambatan dan disebut hambatan pengganti.

Karena rangkaian hambatan tersebut seri maka

hambatan pengganti ini sering disebut hambatan

R

1

A

B

CD

+

Ͳ

Gambar 9.9

Rangkaian seri tiga hambatan R

1

, R

2

, dan R

3

R

2

R

3

V

1

V

2

V

3

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

201

seri,

R

S

. Besar

R

S

merupakan jumlah dari masing-

masing hambatan.

R

s

=

R

1

+

R

2

+

R

3

Dari persamaan di atas tampak bahwa hambatan

pengganti untuk susunan seri merupakan jumlah

dari masing-masing hambatan. Sedang besarnya nilai

beda potensial antara ujung-ujung hambatan tidak

sama, karena untuk seri yang mempunyai nilai

konstan adalah arus dan muatan listrik yang melalui

hambatan. Sehingga jika besar dari masing-masing

hambatan berbeda, maka nilai beda potensialnya dari

masing-masing hambatan juga berbeda.

2. Rangkaian Paralel (Rangkaian Bercabang)

Misal tiga buah hambatan yang masing-

masingnya

R

1

,

R

2

, dan

R

3

dirangkai paralel, lihat

Gambar 9.10!

Ketiga hambatan tersebut dapat diganti dengan

satu hambatan yang disebut hambatan pengganti.

Karena rangkaian hambatan tersebut paralel maka

R

1

R

2

R

3

V

1

V

2

A

B

I

1

I

2

I

3

E

V

3

+

Ͳ

Gambar 9.10

Rangkaian paralel tiga hambatan R

1

, R

2

, dan R

3

IPA Terpadu IX

202

R

2

= 3

B

R

1

= 2

D

R

3

= 6

hambatan penggantinya disebut hambatan paralel

(

R

P

). Besar hambatan paralel (

R

P

) dapat ditentukan

menggunakan persamaan,

RRRR

p123

1111

=++

Pada rangkaian paralel, beda potensial masing-

masing cabang besarnya sama.

Contoh soal 9.4:

Perhatikan gambar di bawah ini.

Hitung besar hambatan BD!

Penyelesaian:

Diketahui :

R

1

= 2

:

R

2

= 3

:

R

3

= 6

:

Ditanya:

R

BD

= . . . ?

Jawab:

a.

RRRR

p123

1111

=++

=

::

11

+

36

=

:

(2+1)

6

R

p

=

:

:

6

=2

3

b.

R

BD

=

R

1

+

R

P

= (2 + 2)

:

= 4

:

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

203

E. Penerapan Hukum Ohm d an Hukum

I Kirchhoff

Sumber tegangan adalah alat yang dapat

menimbulkan beda potensial listrik. Sebuah sumber

tegangan memiliki energi yang dapat digunakan untuk

mengalirkan arus listrik disebut GGL,

E

. Sumber-

sumber tegangan pada umumnya memiliki hambatan

yang disebut hambatan dalam

r

.

Secara umum, sebuah rangkaian listrik selalu

berlaku hukum Ohm dan hukum I Kirchhoff. Misal,

sebuah rangkaian listrik sederhana yang terdiri atas

sebuah hambatan luar,

R

, sumber tegangan,

E

, dan

hambatan dalam

r

, lihat pada Gambar 9.11!

Apabila hambatannya lebih dari satu, maka

R

ini

merupakan hambatan pengganti dari beberapa

hambatan tersebut. Kuat arus yang mengalir dalam

rangkaian adalah sebagai berikut:

E

I=

R+r

Jika dalam suatu rangkaian terdiri atas beberapa

baterai baik tersusun secara seri maupun paralel,

maka Persamaan di atas dapat ditulis kembali, untuk

seri,

Gambar 9.11

Rangkaian sederhana

R

E, r

IPA Terpadu IX

204

s

E

I=

R+r

nE

I=

R+nr

Dengan

E

s

=

nE

,

r

s

=

nR

, dan

n

adalah banyaknya

baterai yang digunakan untuk rangkaian seri, sedang

untuk rangkaian paralel:

p

p

E

I=

R+r

Karena

E

P

=

E

dan

r

p

=(

r/n

) maka persamaan di

atas, dapat ditulis kembali,

E

I=

r

R+

n

Contoh soal 9.5:

1. Perhatikan gambar di bawah ini!

Apabila hambatan

R

1

= 4

:

,

R

2

= 6

:

, dan

R

3

= 3

:

E

= 28 volt serta hambatan

r

= 1. Berapakah arus

(

I

) yang melewati rangkaian tersebut?

E

= 28 volt

r

= 1

:

R

1

= 4

:

R

2

= 6

:

R

3

= 3

:

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

205

Penyelesaian:

Diketahui :

R

1

= 4

:

R

2

= 6

:

R

3

= 3

:

E

= 28 V

r

= 1

:

Ditanya :

I

= . . . ?

Jawab :

a. Rangkaian disederhanakan:

R

p

1

=

RR

23

11

+

=

::

11

+

63

=

1+2

6

ȍ

=

:

6

3

= 2

:

b.

R

t

=

R

1

+

+

R

p

= (4 + 2)

= 6

:

c.

I

=

E

R+r

=

:

28volt

(6 +1)

=

:

28 volt

7

= 4 A

IPA Terpadu IX

206

2. Perhatikan gambar di bawah ini!

Empat buah baterai yang masing-masing ber

GGL 1,5 volt dan hambatan dalamnya adalah

0,1? dirangkai seri. Rangkaian tersebut

dihubungkan dengan hambatan luar

R

= 1,6.

Berapa besar arus yang mengalir?

Penyelesaian:

Diketahui :

n

=4 buah

E

=1,5 volt

r

=0,1

:

R

=1,6

:

Ditanya

:

I

= . . . ?

Jawab

:

I

=

nE

R+nr

=

^`

:

4×1,5 volt

1,6 + 4 × 0,1

=

:

6volt

1,6 + 0, 4

=

:

6volt

2

= 3 A

I

R

= 1,6

:

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

207

Rangkuman

1. Hukum Ohm menyatakan bahwa kuat arus yang mengalir pada

suatu penghantar berbanding lurus dengan beda potensial dan

berbanding terbalik dengan hambatan pada penghantar tersebut.

V

I

R

2. Satu ampere adalah satu coulomb muatan yang bergerak melalui

sebuah titik dalam satu sekon.

3. Hubungan antara hambatan, jenis bahan, panjang, dan luas

penampang dan suhu dari suatu penghantar:

UDU

U

D

' '

"

oo

RRRT

T

A

11

4. Berdasarkan mudah tidaknya dilalui arus listrik, suatu bahan

dibedakan:

a. konduktor

b. semikonduktor

c. isolator

5. Hukum I Kirchhoff

Besarnya kuat arus yang masuk pada titik percabangan sama

dengan kuat arus yang keluar dari titik percabangan itu.

I = I

'

6. Rangkaian hambatan

Rangkaian seri:

R

s

= R

1

+ R

2

+ R

3

+ R

....

Rangkaian Paralel:

RRRR

p123

1111

=++

+ ....

7. Kuat arus yang mengalir pada rangkaian tertutup:



E

I

Rr

8. Untuk rangkaian yang terdiri atas beberapa elemen:

a. Disusun seri



nE

I

Rnr

b. Disusun paralel



E

I

r

R

n

IPA Terpadu IX

208

Refleksi

A. Pilihlah satu jawaban yang paling benar dengan cara

memberi tanda silang (X) pada huruf

a, b, c,

atau

d

!

1. Dalam sebuah penghantar yang mempunyai hambatan 400 ohm,

mengalir arus listrik sebesar 250 miliampere. Besar beda potensial

pada kedua ujungnya adalah . . . .

a. 100 V

b. 200 V

c. 400 V

d. 100.000 V

2. Apabila

V

= beda potensial,

I

= arus listrik dan

R

= hambatan

suatu penghantar, maka hubungan yang benar antara ketiga

besaran tersebut adalah . . . .

a.

I

=

V

R

b.

I

=

V

R

c.

I

=

V

+

R

d.

I

=

V

R

3. Sebuah penghantar memiliki beda potensial antara ujung-ujungnya

sebesar 200 volt. Apabila hambatan penghantar tersebut 40 ohm,

maka besar arus yang melalui penghantar adalah . . . .

a. 0,5 ampere

b. 5 ampere

c. 10 ampere

d. 15 ampere

Uji Kompetensi

Sebagai bahan refleksi, jawablah pertanyaan berikut. Mengapa pada

umumnya rangkaian listrik di rumah-rumah menggunakan rangkaian

paralel. Apa keuntungannya?

Silakan melanjutkan ke materi berikutnya jika sudah bisa menjawab

pertanyaan di atas, jika belum, pahami lagi materi bab ini.

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

209

4. Hambatan sebuah penghantar memiliki beda potensial 100 volt dan

mengalir arus listrik 500 miliampere adalah . . . .

a. 50 ohm

b. 100 ohm

c. 200 ohm

d. 50.000 ohm

5. Bahan atau zat yang mudah menghantarkan arus listrik disebut . . . .

a. isolator

b. semikonduktor

c. konduktor

d. stator

6. Tersedia bahan sebagai berikut.

1) Perak

2) Emas

3) Mika

4) Plastik

5) Tembaga

Di antara bahan yang termasuk isolator adalah . . . .

a. 1, 2, dan 3

b. 1 dan 3

c. 3 dan 4

d. 2 dan 5

7. Sebuah kawat penghantar memiliki hambatan 4 ohm. Apabila

panjang kawat 1 meter dan luas penampang 0,35 mm

2

, maka

hambatan jenis kawat tersebut adalah . . . . (dalam

:

m)

a. 0,10 × 10

–6

b. 0,20 × 10

–6

c. 0,35 × 10

–6

d. 1,40 × 10

–6

8. Sebuah kawat penghantar memiliki luas penampang 0,25 mm

2

.

Apabila hambatan dan hambatan jenisnya masing-masing adalah

10 ohm dan 0,5 × 10

–6

:

m, maka panjang kawat tersebut adalah

. . . .

a. 5 mm

b. 10 mm

c. 5 m

d. 10 m

IPA Terpadu IX

210

I

3

I

4

= 0,5 A

I

2

I

= 10 A

I'

+–

I

1

= 2 A

I

I

1

I

2

I

3

I

4

I

5

I

6

I'

+–

9. Sebuah kawat memiliki panjang 8 m dan berdiameter 2 mm

2

. Jika

hambatan jenis kawat adalah 0,314 × 10

–6

:

m. Maka nilai hambatan

kawat adalah . . . .

a. 0,2 ohm

b. 0,4 ohm

c. 0,8 ohm

d. 1,2 ohm

10. Kawat penghantar memiliki panjang 10 meter dan berjari-jari 0,5 mm.

Jika hambatan jenis kawat adalah 0,628 × 10

–6

:

m, maka nilai

hambatan kawat adalah . . . .

a. 2 ohm

b. 4 ohm

c. 6 ohm

d. 8 ohm

11. Perhatikan gambar di bawah ini!

Besar

I

2

,

I

3

,

I

’ adalah . . . .

a. 1,5 A, 8 A, 10 A

b. 2 A, 8 A, 10 A

c. 8 A, 1,5 A, 10 A

d. 8 A, 10 A, 12 A

12. Perhatikan gambar di bawah ini!

Jika besar arus

I

= 8 A,

I

1

=

I

2

= 2 A,

I

5

= 3 A, maka besar arus

I

3

dan

I

6

adalah . . . .

a. 2 A, 3 A

b. 3 A, 2 A

c. 5 A, 4 A

d. 4 A, 5 A

Hukum Ohm dan Hukum I Kirchhoff

211

13. Besar arus listrik di setiap titik pada rangkaian seri adalah . . . .

a. sama

b. tidak sama

c. belum tentu sama

d. berubah-ubah

14. Jumlah kuat arus yang masuk titik percabangan sama besar dengan

jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan. Pernyataan

tersebut sesuai dengan hukum . . . .

a. Newton

b. Kirchhoff

c. Faraday

d. Boyle

15. Perhatikan gambar di bawah ini!

Maka besar hambatan pengganti rangkaian adalah . . . .

a. 4

:

b. 6

:

c. 8

:

d. 10

:

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!

1. Jelaskan tentang konduktivitas dan bagaimana hubungan

konduktivitas dengan hambatan suatu benda!

2. Luas penampang sebuah kawat penghantar adalah 0,25 mm

2

. Apabila

hambatan dan hambatan jenis kawat masing-masing adalah 4 ohm

dan 0,5 × 10

-6

ohm-meter, maka berapakah panjang kawat tersebut?

3. Sebuah kawat memiliki luas penampang 2 mm

2

. Jika panjang kawat

1000 meter dan hambatan jenisnya 0,02 × 10

-6

ohm-meter, maka

berapakah besar hambatan kawat?

4. Sebuah kawat penghantar memiliki panjang 1.000 meter. Apabila

hambatan jenis kawat 0,03 × 10

-6

ohm-meter dan nilai hambatan

kawat 5 ohm, maka berapakah luas penampang kawat?

A

R

1

= 2

:

R

2

= 1

:

R

3

= 6

:

R

4

= 4

:

R

5

= 8

:

R

6

= 8

:

B

IPA Terpadu IX

212

Proyek

Carilah informasi dari berbagai sumber (buku, majalah, televisi,

radio, internet, dan sumber lainnya) tentang aplikasi hukum Ohm

dan hukum I Kirchhoff dalam kehidupan sehari-hari. Kumpulkan

dalam bentuk kliping!

5. Perhatikan gambar di bawah ini!

Berapa besar hambatan pengganti rangkaian tersebut?

A

R

1

= 10

:

R

2

= 5

:

R

3

= 5

:

R

4

= 5

:

R

5

= 5

:

R

6

= 5

:

R

7

= 7

:

R

8

= 6

:

R

9

= 2

:

B